Loading...

Suami-Istri Tewas Digigit Ular dan Tinggalkan 4 Anak Masih Kecil, Bupati Cianjur Turun Tangan

Loading...

Plt Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman menyambangi rumah Maksum (45) dan Nuryani (38), pasangan suami istri yang tewas diduga akibat digigit ular di Pasir Kampung, RT 002/004, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jumat (18/10/2019).


Nuryani meninggal dunia Sabtu (12/10/2019) lalu saat tengah tidur di rumahnya, dan sang suami 1,5 tahun sebelumnya.

Mereka meninggalkan empat orang anak, Heri Misbahudin (17), Riki Ariansyah (8), Rani Nafisa (5), dan si bungsu, Ramdan Fadilah (2).

Heri Misbahudin (17) tengah membereskan pakaian di dalam rumahnya di Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (18/10/2019). Ia kini hidup yatim piatu bersama ketiga adiknya setelah ibu dan bapaknya meninggal dunia diduga karena digigit ular
Heri Misbahudin (17) tengah membereskan pakaian di dalam rumahnya di Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (18/10/2019). Ia kini hidup yatim piatu bersama ketiga adiknya setelah ibu dan bapaknya meninggal dunia diduga karena digigit ular (KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)

Herman menyampaikan rasa prihatin dan duka mendalam atas apa yang telah menimpa pasutri tersebut, apalagi mereka meninggal dengan cara yang terbilang tragis.

"Informasinya akibat digigit ular, dan meninggalkan empat orang anak yatim piatu yang masih kecil-kecil. Karena itu saya langsung cek ke sini,” kata Herman kepada Kompas.com, Jumat.

Pada kesempatan itu, Herman menyerahkan bantuan berupa sembako dan uang sebesar Rp 20 juta untuk renovasi rumah.

"Barusan saya cek rumahnya ternyata sangat tidak layak. Semoga bantuan ini bisa membantu untuk perbaikan rumahnya,” sebutnya.

Herman pun berjanji akan memastikan masa depan pendidikan keempat anak yatim piatu tersebut, termasuk dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan.

"Ke depan anak-anaknya harus dipikirkan sekolahnya, kita masukkan ke PKH (program keluarga harapan), mereka harus sekolah lagi.

Soal kesehatannya saya sudah instruksikan puskesmas di sini agar memonitor kesehatan mereka," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, dua orang warga Pasir Kampung RT 002/004 Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tewas diduga karena gigitan ular berbisa.

Maksum (45) dan Nuryani (38), pasangan suami istri yang punya empat orang anak itu meninggal dunia dalam rentang waktu yang berbeda.

Maksum meninggal dunia 1,5 tahun lalu karena gigitan binatang melata itu saat tengah bekerja di kebun.

Sedangkan sang istri, Nuryani meninggal usai dipatuk ular saat tengah tidur di rumah, Sabtu lalu (12/10/2019).

Mereka meninggalkan empat orang anak yang kini diasuh anak tertuanya, Heri Misbahudin (17) yang kini tampil sebagai tulang punggung sekaligus kepala keluarga bagi adik-adiknya itu.

Heri sendiri mengaku sejak ayahnya meninggal, ia memutuskan berhenti sekolah saat masih duduk di bangku kelas 2 SMP.

Alasannya, ia tak ingin menjadi beban keluarga, apalagi ibunya tidak bekerja.

Saat ini, Heri bersama ketiga adiknya telah diungsikan ke rumah salah satu kerabat yang tak jauh dari lokasi rumah mereka.

Sementara rumahnya kini telah dibongkar dan rencananya direnovasi oleh warga agar lebih layak dan aman.

"Bapak meninggal dunia tahun lalu. Waktu itu habis pulang dari kebun, katanya kena gigit ular. Sakit dulu seminggu sebelum meninggal dunia,” tutur Heri saat ditemui Kompas.com di rumahnya

Sementara sang ibu, ucapnya, meninggal seminggu yang lalu, juga karena digigit ular.

“Saat itu ibu lagi tidur di rumah, tiba-tiba kesakitan jari kelingkingnya ada yang gigit, sama ular yang masuk lewat lubang,” ucapnya.

Setiap harinya, sebelum ibunya meninggal dunia, Heri bantu-bantu di kebun orang, angkut dan ngepak sayuran.

Sejak ibunya meninggal, Heri kini tampil sebagai kepala keluarga bagi adik-adiknya.

Ia memandikan, memberikan makan serta mengantar adiknya ke sekolah kini menjadi kegiatannya sehari-hari sebelum ia pergi untuk kerja serabutan.

“Riki kan baru kelas 2 SD dan Rani baru masuk TK. Setelah mengantar sekolah saya asuh si bungsu, kalau saya mau kerja, adik dititip dulu ke tetangga,” ujarnya.

Heri bertekad akan menjaga ketiga adik-adiknya itu sampai mereka besar dan menyekolahkan mereka sampai tamat. “Saya tidak mau adik-adiknya putus sekolah seperti saya,” ucapnya.

“Kami warga bersama karang taruna sepakat urunan untuk memperbaiki rumahnya karena memang sudah sangat tidak layak ditinggali,” kata tokoh pemuda setempat, Hasbim (38), Jumat.

Selain itu, jika kondisi rumah tersebut tidak diperbaiki, ia khawatir bisa kembali membahayakan para penghuninya.

“Karena ternyata lantai rumahnya itu banyak lubang, kemungkinan ular keluar masuk dari sana,” ujarnya.

Editor: Wito Karyono

Loading...
LihatTutupKomentar